Konsep HOTS
Untuk membangun generasi emas tahun 2045 yang
dibekali dengan keterampilan abad 21 diantaranya kualitas karakter, literasi
dasar dan kompetensi. Kualitas karakter yang diharapkan yaitu 1) religius, 2)
nasionalis, 3) mandiri, 4) gotong royong dan 5) integritas. Ekosistem literasi
agar menjadi pembelajar sepanjang hayat yaitu : 1) literasi baca tulis, 2)
literasi numerasi, 3) literasi sains, 4) literasi finansial, 5) literasi
digitas dan 6) literasi budaya dan kewargaan. Pelaksanaan literasi di sekolah
terdiri dari tiga tahap yaitu pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Adapun
kompetensi yang harus dimiliki untuk bisa memecahkan masalah yang komplek yaitu
1) transfer knowladge, 2) problem solving dan 3) critical dan creative
thinking.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau lebih
dikenal dengan istilah HOTS adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan
materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. Tiga aspek dalam
pembelajaran HOTS yaitu 1) transfer knowladge, 2) problem solving dan 3)
critical dan creative thinking.
Transfer knowladge maksudnya keterampilan berpikir
memuat aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
Pada ranah kognitif ada enam tingkatan mulai dari 1) mengingat, 2) memahami, 3)
menerapkan, 4) menganalisis, 5) menilai, dan 6) mengkreasi. Di dalam kurikulum
2013, berpikir kognitif ini diintegrasikan dengan dimensi pengetahuan yang
mengacu pada rasa ingin tahu yaitu 1) faktual, 2) konseptual, 3) prosedural,
dan 4) metakognitif. Adapun pada ranah afektif ada 5 tingkatan yaitu 1)
menerima, 2) menanggapi, 3) menilai, 4) mengelola, dan 5) Membudaya. Sedangkan
ranah psikomotorik ada lima tingkatan yaitu 1) imitasi, 2) manipulasi, 3)
presisi, 4) artikulasi dan 5) naturalisasi.
Aspek yang kedua dalam pembelajaran HOTS adalah
critical dan creative thinking maksudnya keterampilan yang dikerahkan dalam
memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis,
menginvestigasi, dan menyimpulkan. Untuk mengajak siswa berpikir kritis kita
harus memulainya dengan mengidentifikasi masalah dengan baik, memberikan alasan
yang bersifat logis, dan sampai pada menyimpulkan. Dari berpikir kritis siswa akan
mulai berpikir kreatif yang berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak
kemungkinan solusi, dan berbeda.
Yang ketiga adalah problem solving yaitu
keterampilan yang memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah yang
muncul pada kehidupan sehari-hari. Untuk meningkatkan keterampilan ini siswa
kita ajak untuk : 1) menentukan masalah, 2) mengeksplorasi masalah, 3)
merencanakan solusi, 4) melaksanakan rencana, 5) memeriksa solusi dan 6)
mengevaluasi.






bagus
BalasHapus