Laman

Senin, 30 September 2019

Konsep HOTS


Konsep HOTS

Untuk membangun generasi emas tahun 2045 yang dibekali dengan keterampilan abad 21 diantaranya kualitas karakter, literasi dasar dan kompetensi. Kualitas karakter yang diharapkan yaitu 1) religius, 2) nasionalis, 3) mandiri, 4) gotong royong dan 5) integritas. Ekosistem literasi agar menjadi pembelajar sepanjang hayat yaitu : 1) literasi baca tulis, 2) literasi numerasi, 3) literasi sains, 4) literasi finansial, 5) literasi digitas dan 6) literasi budaya dan kewargaan. Pelaksanaan literasi di sekolah terdiri dari tiga tahap yaitu pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Adapun kompetensi yang harus dimiliki untuk bisa memecahkan masalah yang komplek yaitu 1) transfer knowladge, 2) problem solving dan 3) critical dan creative thinking.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau lebih dikenal dengan istilah HOTS adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. Tiga aspek dalam pembelajaran HOTS yaitu 1) transfer knowladge, 2) problem solving dan 3) critical dan creative thinking.
Transfer knowladge maksudnya keterampilan berpikir memuat aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Pada ranah kognitif ada enam tingkatan mulai dari 1) mengingat, 2) memahami, 3) menerapkan, 4) menganalisis, 5) menilai, dan 6) mengkreasi. Di dalam kurikulum 2013, berpikir kognitif ini diintegrasikan dengan dimensi pengetahuan yang mengacu pada rasa ingin tahu yaitu 1) faktual, 2) konseptual, 3) prosedural, dan 4) metakognitif. Adapun pada ranah afektif ada 5 tingkatan yaitu 1) menerima, 2) menanggapi, 3) menilai, 4) mengelola, dan 5) Membudaya. Sedangkan ranah psikomotorik ada lima tingkatan yaitu 1) imitasi, 2) manipulasi, 3) presisi, 4) artikulasi dan 5) naturalisasi.
Aspek yang kedua dalam pembelajaran HOTS adalah critical dan creative thinking maksudnya keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis, menginvestigasi, dan menyimpulkan. Untuk mengajak siswa berpikir kritis kita harus memulainya dengan mengidentifikasi masalah dengan baik, memberikan alasan yang bersifat logis, dan sampai pada menyimpulkan. Dari berpikir kritis siswa akan mulai berpikir kreatif yang berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak kemungkinan solusi, dan berbeda.
Yang ketiga adalah problem solving yaitu keterampilan yang memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari. Untuk meningkatkan keterampilan ini siswa kita ajak untuk : 1) menentukan masalah, 2) mengeksplorasi masalah, 3) merencanakan solusi, 4) melaksanakan rencana, 5) memeriksa solusi dan 6) mengevaluasi.


1 komentar:

Kritik dan saran anda sangat kami harapkan.